3 Agustus 2009

Tata bangunan dan ruang (fengshui)

Memamfaatkan kesempatan yang ada. Maksudnya, saya mendapatkan informasi penting dari orang yang mengenal inti sari dari ilmu Feng Shui, sedangkan pembaca mendapatkan informasi yang selama ini tidak diketahui dan sangat mengejutkan. Informasi ini saya dapatkan karena kakak saya, Eileen yang akan S2 design di Universitas Trisakti, sedang mencari bahan untuk topik thesisnya sehingga mencari informasi dari orang yang ahli dan paham secara keseluruhan.

Feng Shui diartikan sebagai ilmu pengetahuan tata bangunan dan ruang klasik China, yang sangat erat hubungannya dengan pengetahuan geomorfologi, struktur tanah, arah angin, sirkulasi udara, aliran air, sinar matahari, dll. Secara umum digunakan untuk kuburan dan hunian.

Feng Shui yang dikenal saat ini, umumnya adalah sebuah gambaran yang direkayasa dan dikemas sebagai intrik komersial karena manusia berharap dari Feng Shui dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya. Akibatnya kesan menjadi eksklusif, dan spesial padahal menyesatkan. Btw saat ini, Feng Shui juga sering dikaitkan dengan energi "supernatural" atau kepercayaan dan agama yang tidak ada kaitannya.

Pada awalnya tata bangunan dan ruang hanyalah sebatas naluri, kemudian berdasarkan pengalaman, berlanjut menjadi sebuah pengetahuan dan pada akhirnya tercipta sebuah falsafah logika dan teori ilmu. Falsafah logika dan teori ilmu yang ada di negeri China dapat dikatakan telah melakukan perjalanan panjang yaitu masa penyebaran (200M-600M), masa perkembangan (600M-1000M), masa kejayaan (1000M-1300M), masa menjamur (1300M-1600M) dan masa pasang surut (1600M-sekarang).

Sedangkan untuk Indonesia, mulai diminati pertengahan dekade 80-an. Lie Tjung Jie adalah salah satu orang yang pertama menyusun ilmu Feng Shui Hunian secara sistematik dalam bahasa Indonesia ("Diktat Analisa Penampilan Bangunan Rumah", Jakarta, Mei 1989). Diktat tersebut disusun dengan metode pengumpulan data, analisa, penarikan kesimpulan dan penegakan diagnosa kerja dan perencanaan tindak lanjut.

Dasar pengetahuan dan falsafah Feng Shui terbagi atas 3 yaitu unsur ekologi, estetika dan psikologi. Unsur Ekologi adalah gambaran peta geomorfologi yang berupa struktur geologi, medan dan keadaan topografi seperti gunung, angin, air dan sinar matahari yang berdasar pada falsafah budaya peradaban. Unsur estetika ditujukan kepada fondasi, bentuk, design bangunan dan tata ruang yang dikaitkan dengan kehidupan alam dan sosial dengan falsafah karakter bangsa. Unsur psikologi dikaitkan dengan falsafah budaya sampai logika dan pola pikir; merujuk ke rasa aman, nyaman, tentram, harmonis dan serasi yang menggambarkan falsafah jiwa kepribadian.

Dasar dan teori ilmu Feng Shui terbagi atas dua yaitu teori citra topografi dan teori energi vital dengan 4 alirannya. Karena penggunaan saat ini lebih ke arah hunian, Fungsi untuk bangunan kuburan tidak saya bahas.

Citra topografi haruslah dibedakan antara geomorfologi China dan Indonesia yang mana ini sering sekali dilupakan. China adalah negara daratan yang mana pada bagian utara terdapat udara dingin, barat terdapat angin pasir, timur terdapat air laut, selatan terdapat gunung nadi, dan sungai mengalir dari barat menuju timur; disamping itu memiliki 4 musim dan sinar matahari di bawah lintang utara 23'5; sehingga konsep rumah hendaknya mengarah ke timur dan selatan. Indonesia adalah negara kepulauan di garis khatulistiwa yang memiliki 2 musim saja dengan tingkat kelembaban yang tinggi dan arah angin dari barat dan timur. Khusus di pulau Jawa, bagian utara terdapat air laut, selatan terdapat gunung nadi, sungai mengalir dari selatan menuju utara; sehingga konsep rumah hendaknya mengarah ke arah timur dan utara.

Selain citra topografi, perbedaan budaya dan karakter dari komunitas masyarakat atau etnis suku bangsa juga akan mempengaruhi bentuk kampung atau kota dalam membangun hunian. Tata letak wilayah dipengaruhi oleh lingkungan hidup, falsafah dan budaya, unsur ekologi dan antropologi. Tata bentuk bangunan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, logika dan teori, unsur estetika dan sosiologi. Tata design rumah dipengaruhi oleh lingkungan kesehatan, pola hidup, praktek lapangan dan rencana tindak lanjut, dan unsur kesehatan dari psikologi.

Catatan Feng Shui yang berhubungan dengan psikologi dalam kesehatan dan keuangan:


Faktor pintu dan ruang tamu: kehidupan sosial dan marketing.
Faktor dapur dan ruang makan: pola hidup dan managemen.
Faktor kamar utama dan ruang keluarga: hidup berkeluarga dan finansial.
Faktor aliran air: psikologi dan karakter seseorang dalam mengolah keuangan dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga dan pribadi.
Faktor "muara air": sumber keuangan dari kekayaan orang tua, kemampuan ilmu pendidikan, dan hasil hubungan pertalian.
Kesimpulan dan akhir kata:
Tata bangunan dan ruang (Feng Shui) harus ada terobosan inovatif yang sinkron dengan budaya, falsafah, teori, logika, geomorfologi nusantara dan perkembangan ilmu bangunan terhadap zamannya.
Jangan terjerumus akan energi supernatural demi kepuasan jiwa dalam pengertian sempit yaitu motivasi diri untuk kekayaan dan kedudukan sebagai aspek sugesti psikologis, tanpa landasan falsafah ilmu, rasio dan logika.
Apa yang kita lihat saat ini, Feng Shui telah menjadi pembenaran dan pelecehan akan ilmu itu sendiri; rekayasa, halusinasi jiwa dan karakter manusia itu sendiri akan kehendak dalam rencana dan aplikasi tindak lanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???