3 Agustus 2009

Ujang mimpi

Kriinnngggg......... Weker berbunyi dan menunjukan pukul 4 pagi, Ujang Mimpi bangun dari tidur yang nyenyak dan bersiap untuk mengantarkan koran ke rumah penduduk untuk mendapatkan uang tambahan. Setelah selesai akan pekerjaan, Ujang Mimpi pergi ke sekolah, dan untuk akhir pekan pergi ke sebuah pasar untuk mendengar cerita dongeng yang dibawakan oleh Kakek Habi. Itulah yang dilakukan sehari-hari dan mendengarkan cerita menjadi rutinitas karena keindahan, kedamaian yang selalu dirasakan meskipun ada konflik, sebuah cerita selalu diakhiri dengan kebahagiaan.


Suatu hari, setelah selesai mendongeng, Kakek Habi melihat wajah murung Ujang Mimpi. Kakek Habi menghampiri dan bertanya, ada apa dengannya. Ujang menjawab: Andai dunia dongeng itu ada, aku ingin pergi dan tinggal disana, dimana semua impian dan keajaiban terjadi disana. Tidak seperti dunia ini, ketidak adilan dimana-mana, yang miskin akan selalu miskin dan menjadi orang kaya hanyalah mimpi di siang bolong.

Kakek Habi tersenyum dan memberikan sebuah batu meteorit. Rahasiakan hal ini, peganglah batu tersebut dan malam ini ketika semua keluarga tidur terlelap, keluar dan pergi ke halaman belakang sekolah karena akan ada sebuah becak fantasi menunggu penumpang untuk pergi ke negeri dongeng.

Pulang dengan kebimbangan karena terjadi peperangan antara logika dan keingin tahuan. Hal yang tidak mungkin ada, tapi jika itu benar berarti... sesuatu yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata. Semakin malam semakin gelisah antara pergi dan tidak pergi. Ketika yang lain terlelap, Ujang Mimpi malah terjaga dan akhirnya memutuskan untuk pergi diam-diam untuk menghilangkan kegelisahannya.

Sesampai di halaman belakang sekolah, kosong dan tidak ada apa-apa, itulah yang dilihat oleh Ujang. Dalam hati berkata, betulkan saya telah ditipunya, dasar penipu ulung. Dan batu jelek ini pasti hanya bualannya. Dilemparnya batu tersebut dan tiba-tiba terdengar suara kayuhan sepeda dan krincingan. Ada becak datang dengan abang yang keren dan berkata," Adik memesan becak ke negeri dongeng? Jika iya naiklah."

Rasa tidak percaya dan ragu-ragu, Ujang Mimpi naik ke atas becak. Belum duduk 5 menit, becak telah terbang sehingga bulanpun terasa dekat. Tak lama kemudian terlihat dari kejauhan binatang-binatang dalam dongeng seperti unicorn, griffin, naga, phoenix, dll. Becak terbang menurun dan tak lama kemudian abang tukang becak berkata, "Yak kita telah sampai, inilah negeri dongeng dan selamat bersenang-senang".

Kakek Habi datang menjemput, mengajak berkeliling dan membawanya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, Ujang Mimpi berulah dan kemudian berteriak "Akulah raja di negeri ini", kemudian ia berlari keluar dan ingin memberikan pernyataan ini ke seluruh penduduk. Sebelum hal tersebut terjadi dan sesaat sebelum Raja Nedo (Negeri Dongeng) lewat, Kakek Habi menangkap dan menundukan kepala Ujang Mimpi.

Dengan rasa kesal, bingung dan kemudian bertanya apa yang salah dari perbuatannya. Kakek Habi menjawab: Kamu adalah tamu di negeri ini dan kita adalah rakyat kecil, jadi hendaknya tahu apa itu sopan santun. Negeri dongeng ini bisa damai, tentram karena mereka tahu mana yang baik dan benar, tahu apa itu sopan santun dan berdisiplin. Tidak tahu sopan santun sama halnya dengan kejahatan. Bisa-bisa, kamu kena hukum cambuk. Itulah sebabnya negeri dongeng bisa indah, tertib dan teratur karena memiliki hukuman yang sangat keras bagi yang melakukan kesalahan. Baiklah, sekarang kita pulang dan istirahat karena besok kita harus bekerja.

Ujang bertanya-tanya kemudian memberanikan diri untuk bertanya. Ujang bekerja? Ujang khan hanya 4 jam disini dan mengapa Ujang harus bekerja, lagian ini khan dunia dongeng yang penuh dengan keajaiban.

Kakek Habi menjawab: Maaf saya lupa memberitahu pada Ujang Mimpi bahwa 1 jam di dunia nyata sama dengan 1 minggu di Negeri dongeng. Ujang harus bekerja karena dengan bekerja Ujang Mimpi baru dianggap sebagai manusia yang patut untuk dihargai dan dihormati. Jadi mulai esok ujang membantu kakek membersihkan kandang binatang, yahhh...

Tak bisa membantah dan hanya bisa menurut, Ujang melakukan apa yang diperintahkan oleh Kakek Habi. 1 hari terlewati, 2 hari terlewati, sampai 1 minggu telah terlewati. Ujang jenuh dan bertanya: Kakek Habi apa yang harus saya lakukan agar aku dapat seperti orang-orang yang diceritakan oleh kakek dalam dongeng, contohnya menjadi raja, menjadi orang yang disayangi oleh seluruh penduduk, dll. Jika saya hanya bekerja di kandang saja, mana mungkin saya menjadi seperti orang dalam cerita dongengmu.

Tersenyum dan menjawab: baiklah jika Ujang benar-benar ingin tahu. Mereka telah memiliki dan melakukan hal yang luar biasa besar dan hebat; dan usahanya dapat dirasakan oleh seluruh penduduk. Nahhh.... apa yang Ujang miliki? Dan jika Ujang Mimpi percaya dapat melakukan sebuah perubahan untuk seluruh warga disini, kakek tidak melarang, lakukanlah apa yang menurutmu benar.

Kembali ke kandang, dan berpikir tetap tidak menemukan jawaban. Keliling kota berharap mendapat ilham, tapi hasilnya sama yaitu tidak ada jawaban. Semua yang dilihat, tiada yang berbeda dengan kehidupan nyata yaitu sekeras apapun usahanya bahkan hingga banting tulang mereka tetap miskin, dan tidak dihargai. Jadi hal yang luar biasa dan hebat apa yang telah dilakukan, sampai-sampai setiap raja atau orang tertentu lewat, mereka begitu diagungkan dan tampak rasa bahagia ketika harus berhadapan. Aneh tapi nyata apakah itu hanya salah satu cara mereka untuk meningkatkan derajat hidup mereka.

Seminggu telah berlalu dan kakek kembali bertanya: bagaimana, Ujang Mimpi telah tahu apa yang harus diperbuat? Ujang yang merasa bimbang, mengeluarkan pendapat: Apakah yang dimaksud kakek adalah berperilaku baik di depan orang yang lebih berkuasa atau dihormati. Jika ya maka apa bedanya dengan menjilat?

Tertawa hingga sakit perut dan kakek menjawab: Ujang-ujang apa sih yang dipikirkan? Hari gini masih menjilat orang yang lebih berkuasa. Di dunia dongeng hal itu tidak akan terjadi, jika harus berperilaku baik maka itu tidak hanya dilakukan kepada orang tertentu tapi ke seluruh orang. Hal yang luar biasa dan hebat yang mereka miliki adalah imajinasi tinggi, usaha besar dan hati yang dalam. 3 modal ini, tidak hanya dimiliki oleh orang di negeri dongeng tapi juga di dunia nyata. Bagaimana?

Imajinasi tinggi berarti memiliki mimpi untuk melakukan sesuatu yang baru atau besar, yang mana akan memberikan dampak besar bagi diri sendiri maupun orang lain. Usaha besar adalah seberapa besar usaha yang dilakukan untuk mencapai impian tersebut. Apakah lansung menyerah ketika sebuah kegagalan menghampiri atau terus mencoba walaupun berjuta kegagalan. Hati yang dalam adalah seberapa dalam anda mendedikasikannya dan seberapa siap anda menerima cacian dan cercaan yang mana dapat merubah keteguhan anda.

Ujang Mimpi mulai mencerna akan apa yang dikatakan Kakek Habi. Ujang mulai bermimpi akan apa yang hendak diperbuat dan diciptakan untuk sebuah perubahan. Kemudian setahap demi setahap membuat langkah dan rencana untuk mewujudkan mimpi tersebut. Waktu pulang ke dunia nyata semakin dekat dan tidak disadarinya. Hingga kakek mengingatkan, esok adalah saatnya Ujang Mimpi pulang ke dunia nyata dan melanjutkan tugas sebagai pengantar koran dan pelajar.

Tiba pada waktunya dan becak fantasi telah menunggu, perasaan sedih untuk meninggalkan negeri dongeng ini. Apa daya keluarga dan kewajiban di dunia nyata telah menunggunya. Kakek Habi berpesan, ketika Ujang Mimpi meninggalkan negeri dongeng ini jangan lupakan imajinasi yang telah diciptakannya karena itu adalah cahaya yang akan menuntun kepada sebuah perubahan.

Kriinnngggg......... Weker menunjukan pukul 4 pagi, waktunya bangun dan melakukan kewajiban yaitu menjalankan tugas dengan baik dan mengumpulan bekal (ilmu pengetahuan dengan belajar dan belajar) untuk masa depan yang lebih cerah dan pasti.

Ujang mimpi = U Jangan Mimpi saja
Kakek Habi = Kakek yang memiliki Hati Bijak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???