15 Juli 2009

Puisi : Setetes embun di ujung malam

Pernah ku merasakan kerinduan yang menyesakan,
hingga membuatku putus asa,
putus asa bila tidak lagi melihatnya,
putus asa bila tak akan ada kesempatan untuk melakukannya bersama.

Bila kerinduan itu mendera selalu,
ku berdiri di ujung malam,
kupasang sayap rapuhku,
mulai mengepakkan arungi mimpi yang hampir tak meninggalkan jeda,
tinggalkan sela dan waktu,
hingga tak bisa membedakan pagi atau senja.

Setetes embun jatuh di ujung malam,
menyejukan panasnya rindu yang telah berubah menjadi sembilu,
menumbuhkan tunas-tunas harapan yang kandung layu,
andai dia tahu kerinduanku…..

Kerinduanku pada gemercik air wudhu yang membasahi wajahnya,
kerinduanku pada takbiratul ihram yang meluncur dari bibirnya,
kerinduanku pada hamparan sajadah yang mengalasi pengabdiannya.

Aku rindu rukunya,
aku rindu sujudnya,
Duhai Ya Rabbi…..

Aku rindu saat-saat menghadap-Mu.

*Hasil imajinasi liar semalam*




SURABAYA JEJAK TERTINGGAL
08/22/20084 Comment(s) Meninggalkan kotamu, menyakitkan hatiku
Aku pergi tinggalkan jejak-jejak cerita yang indah
Lukaku terbalut tangisan dan aku harus rela
Disaat aku menikmati sentuhan kisah bahagia

Penyesalan karena kulepas segala yang terindah
Perih dihati tak mampu merubah langkahku
Untuk harus melambaikan tanganku
Kutatap wajah-wajah berlinang saat melepaskanku

Rasa kerinduan selalu menggambarkan ceria saat itu
Mengapa semua ini terjadi, disaat aku menyintai kotamu
Canda riang bersamamu selalu tertanam tumbuh dirasaku
Ruang hatiku selalu melantunkan suara merdu kerinduan

Sahabat, kutetap teringat akan ucapan lembutmu dan sayangmu
Kadang aku terdiam sepi melamunkan ceriaku yang kutitipkan padamu
Pintaku jagalah ceriaku dihatimu, bayangku akan menyapa harimu
Haruku karena kebaikanmu yang selalu menjaga diriku ketika aku sakit

Kenangan, aku akan kembali kekotamu untuk menyentuh jejakku yang tertinggal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???