15 Agustus 2009

Kriteria Penulisan Laporan Klinis

Dalam penulisan laporan asesmen klinis perlu diperhatikan mengenai kriteria-kriteria dalam penulisan laporan. Sehingga laporan dapat dimengerti, karena mengandung informasi-informasi penting yang saling berkaitan. Berikut adalah beberapa kriteria dalam penulisan laporan klinis:

KEJELASAN (CLARITY)
Kejelasan adalah salah satu kriteria penting sebuah laporan. Contoh pernyataan ”efikasi intervensi yang dilakukan kurang jelas karena berbagai macam faktor etiologis”, cukup jelaskah pernyataan tersebut? untuk segelintir orang mungkin cukup jelas, tetapi tidak untuk kebanyakan orang.

Ketika berusaha menyusun laporan yang memenuhi tolak ukur kejelasan, ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan oleh klinisi yang efektif. Pertama, menghindari untuk terlalu menyandarkan pada istilah-istilah klinis. Meskipun penggunaan istilah-istilah klinis memfasilitasi komunikasi di antara para anggota dan displin ilmu yang sama, istilah yang sama juga dapat membingungkan dan dapat memberikan peluang missunderstanding bagi orang-orang yang berasal dari luar disiplin atau profesi tersebut.

Kadang-kadang, klinisi memang sengaja untuk menyembunyikan istilah-istilah mereka, mungkin untuk sarana mempertahankan diri, atau sebagai tabir asap untuk menutupi pemahaman yang kurang.

Kedua, kejelasan laporan juga dapat ditingkatkan dengan menghindari konstruksi laporan asesmen yang terlalu panjang. Laporan yang diorganisasikaan dengan baik dan menyajikan informasi secara ringkas dan dengan tingkat penyimpulan yang serendah mungkin akan memaksimalkan kemungkinannya untuk dibaca, dipahami, dipergunakan.

RELEVANSI
Relevansi adalah tolak ukur lain untuk laporan yang baik. Sangat penting dalam laporan asesmen menyebutkan tentang tujuan atau pertanyaan rujukan mengapa pertanyaan asesmen diajukan. Sebelum menerima sebuah rujukan asesmen, klinisi harus memastikan terlebih dahulu bahwa pertanyaan rujukannya masuk akal. Ini dapat dikomunikasikan dalam laporan dengan menyebutkkan tujuan atau pertanyaan rujukan., mungkin dengan disertai review singkat mengenai relevansi psikologis atau klinis untuk tujuan itu. Selain itu laporan harus jelas menyebutkan tujuan asesmen itu.

KEGUNAAN
Selama menyiapkan laporan asesmen dan memutuskan informasi apa yang akan dimasukkan, klinisi harus bertanya kepada dirinya sendiri. Apakah informasi yang dimasukkan kedalam laporan ini menambahkan sesuatu yang sebelumnya belum kita ketahui? Berikut adalah komponen-kompenen untuk memperinci esensial dari laporan asesmen psikologis yang efektif dan berfaedah.

Komponen-komponen esensial dalam laporan asesmen yang berkualitas:

1. Mengidentifikasi informasi dasar seperti nama dan informasi demografis yang relevan
2. Maksud, waktu, aktifitas dan tempat asesmen, termasuk pertanyaan rujukan dan klarifikasi yang relevan tentang itu, dan riwayat masalah klien saat ini.
3. Obeservasi yang dilakukan selama asesmen
4. Hasil-hasil tes dan komentar tentang itu bila mungkin
5. Rangkuman dan interpretasi terhadap data asesmen termasuk diagnosisnya bila mungkin
6. Rekomandasi untuk tindakan lebih lanjut

Laporan yang sangat berfaedah bukan hanya akurat dan jelas tetapi juga menghindari pernyataan-pernyataan yang di ulang-ulang dan membosankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???