8 November 2009

SINERGI



Sebelumnya kita telah bicara tentang konsep sepakat untuk tidak sepakat, maka untuk melengkapinya perlu disampaikan satu lagi konsep: SINERGI.

Istilah Sinergi terlalu sering digunakan orang sebagai jargon, sehingga sering kehilangan maknanya. Menjadi sesuatu yg hiperbolik dan di awang-awang. Padahal konsep ini bisa juga membumi dan sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

SINERGI apa sih ?

Secara sederhana, sinergi terjadi saat 1+1> 2

Modal dasar dari SINERGI adalah keragaman [yup, bukan keseragaman]. Perbedaanlah yg bisa membuat sinergi. Bayangkan jika di sebuah tim sepakbola, keinginan semua pemainnya adalah mengegolkan bola, maka akhirnya semua ingin jadi striker. Klub seperti Brazil yg punya falsafah “pertahanan terbaik adalah menyerang” pun masih punya penjaga gawang, bek, dan gelandang. Karena perbedaanlah, sebuah tim atau sistem bisa kuat – karena satu dengan yg lain saling mengisi.

Di systems theory, SINERGI sangat erat kaitannya dengan salah satu sifat dari sistem: EMERGENCE. Emergence adalah sifat yg muncul hanya pada level sistem. Saat sistem tersebut dibagi-bagi menjadi elemen-elemen nya, maka emergence properties akan menghilang. Coba anda lihat, sebuah spare part mobil yg ditumpuk di gudang. Jika spare tersebut dirangkai menjadi sebuah sistem yg utuh, maka muncullah emergence property: bisa digunakan untuk memindahkan orang dan barang. Jika banyak mobil disatukan ditambah dengan jalan raya, rambu lalulintas, pejalan kaki, muncullah sistem tranportasi yg memiliki emerging properties yg tidak muncul pada level mobil individu, dst. Karenanya, di systems thinking dikenal konsep bahwa “the whole is greater than the sum of its elements“. Yak sekali lagi 1+1 > 2.

Kemarin malam, salah seorang sahabat mengajak saya berdiskusi mengenai perbedaan yg ada di antara suami dan istri.

Kita sharing – bukan konsultasi. Waktu itu saya bilang, suami-istri [apalagi yg baru nikah] harus siap untuk melihat atau menemukan perbedaan di antara keduanya. Kaget adalah reaksi alamiah, tapi selanjutnya apa?

Beberapa perbedaan akhirnya memang bisa disamakan dengan cepat. Misal: tidur malam sama-sama jam 11:00 malam. Sebagian yg lain butuh waktu yang lama untuk disinkronkan, contoh: genre film yg ditonton. Sisanya: perbedaan harus diterima apa adanya ~ just stop judging & start loving :)

Dalam banyak kasus, perbedaan lah yg sebenarnya akan membuat sistem [keluarga] menjadi lebih kuat, karena satu dengan yg lain akan saling mengisi. Di manajemen resiko biasa disebut manajemen portofolio. Saat yg satu lemah, yg lain mendukung. Yg satu menyelesaikan masalah dengan analitik, pasangannya lebih intuitif. Saat yg satu marah yg satu mendengarkan dst. 1+1 >2.

Off course, it’s always easier to say than to do. Tapi semua harus belajar.

4 komentar:

  1. salam sahabat
    ehm..jadi lebih mengerti saya terima kasih ya..good luck

    BalasHapus
  2. sinergi sama bekerjasama kayaknya hampir mirip yah???

    BalasHapus
  3. gambar di sebelah kanan, oprang2 kaya semua. jadi pengen jadi kayak mereka

    BalasHapus
  4. wah udah diskusi tentang suami istri, ehm.. ehm.. udah siap nikah ya! btw thanks postingannya

    BalasHapus

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???