16 Juli 2009

Makan dengan pelan, atasi obesitas

Jika dulu obesitas atau kelebihan berat badan dianggap sebagai lambang kesejahteraan, kini obesitas justru dianggap sebagai momok yang menakutkan, hal ini berkaitan dengan naiknya morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit.

Banyak cara yang dilakukan untuk menghindari keadaan ini, misalnya dengan berdiet, entah itu dengan cara modern ataupun tradisional. Bahkan demi mendapatkan tubuh yang ideal, tak jarang orang ‘menyiksa’ diri dan ketakutan akan bentuk tubuh yang tidak ideal telah mengalahkan segalanya.

Melakukan diet sebenarnya tak banyak membantu, karena setelah diet sukses, tubuh akan kembali melar jika kebiasaan-kebiasaan lama tetap tak bisa dihindari.

Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, sebenarnya ada cara yang lebih sederhana, tanpa harus menyiksa tubuh berdiet ketat ataupun mengikuti aturan pola makan tertentu, yaitu bagaimana cara kita bersikap ketika makan.

Bagi sebagian orang yang karena faktor kebiasaan ataupun karena buru-buru dikejar waktu, makan cenderung dilakukan asal-asalan. Tetapi apa yang terjadi saat Anda makan dengan penuh kesadaran? Anda pasti akan makan secara perlahan menikmati dan memperhatikan setiap apa yang Anda makan.

Meski demikian, cara makan yang penuh kesadaran masih dianggap asing bagi sebagian orang. Mereka tidak memikirkan resiko yang akan terjadi, yang penting bagi mereka kebutuhan makan sudah terpenuhi. Bahkan mereka tidak mengerti, makan perlahan, penuh kesadaran, penuh rasa syukur dan berperasaan positif akan mempengaruhi berat badan Anda, berat badan menjadi normal.

Makan perlahan dan memberi jarak antara saat menyantap satu makanan kemakanan berikutnya akan jauh mengurangi porsi makan Anda. Selain itu sinyal rasa kenyang dikendalikan oleh bagian pusat saraf otak (hipotalanus). Jika makan secara perlahan-lahan, pada saat muncul sinyal tersebut di otak, jumlah makanan yang masuk akan lebih terkontrol.

Bandingkan jika Anda makan tergesa-gesa, ketika sinyal tersebut muncul, tubuh Anda mungkin sudah terlalu banyak terisi makanan. Sebuah penelitian menunjukkan, diperlukan waktu sekitar 20 menit bagi otak untuk menerima pesan bahwa perut sudah penuh. Jika Anda makan terlalu cepat, Anda melampaui sistem alarm alami tubuh Anda sendiri.

Kebiasaan makan yang tergesa-tega juga akan membuat makanan tidak bisa terkunyah sempurna, akibatnya makanan yang masuk masih tetap terasa kasar bagi lambung dan usus halus. Ingat, bahwa lambung tidak punya gigi, gerak peristaltic lambung bukan untuk mendorong makanan ke bawah lambung. Makanan yang tidak tercerna di mulut atau di lambung akan berfermentasi atau membusuk di usus duabelas jari dan usus halus.

Masih ingat anjuran mengunyah makanan sebanyak 33 kali? Jika makanan kita kunyah sesuai aturan, makanan yang Anda makan akan betul-betul hancur dan mengeluarkan cairan. Dengan begitu, akan sangat membantu kerja sistim pencernaan. Karena itu, lebih baik menghindari menyantap makanan padat dan berat jika sedang stress atau pikiran sedang kacau dengan terburu-buru.

Sehat bukan berarti kebutuhan makan terpenuhi, tetapi dampak dari kegiatan makan juga harus diperhatikan. Kebiasaan makan secara perlahan, disamping akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan, juga ada hal lain yang tidak terabaikan, yaitu kesopanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???