21 Juli 2009

Harpa Ajaib

Dongeng dari Inggris.

Dahulu saat peri-peri masih sering mengunjungi manusia, mereka sering pergi ke pemukiman-pemukiman penduduk dengan menyamar. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat-sifat penduduknya. Mereka yang bertingkah buruk saat menerima para peri tersebut, akan mendapatkan bencana seumur hidup mereka. Beruntunglah bagi mereka yang bersikap baik, karena para peri tidak segan-segan menghadiahkan berbagai hadiah untuk mereka.

Malam itu Morgan ap Rhys, menikmati kesendiriannya di depan perapian. Menikmati kepulan asap dari pipa tembakaunya dengan ditemani secangkir air jahe yang hangat. Aliran air hangat yang dihirupnya membangkitkan semangat di dalam dirinya sehingga tanpa disadari dia mulai bersenandung. Tidak jelas lagu apa yang dinyanyikannya, tapi suaranya yang indah membuat senandung itu begitu merdu. Dia sangat berhati-hati dalam memilih nada, karena sedikit saja nadanya meleset, maka lagu tersebut tidak lebih berarti dari suara lenguhan sapi, begitu pikirnya.

Morgan sangat menikmati lagu ciptaannya. Sayang, tidak ada seorangpun yang menikmati lagunya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.
“Wah rupanya ada orang yang mendengar laguku,” pikir Morgan.
Maka dia bernyanyi dengan lebih bersemangat.

Kembali terdengar ketukan di pintu.
“Hola! Masuklah! PIntu itu tidak dikunci. Mari. Mari,” kata Morgan.

Pintu tebuka, dan masuklah 3 orang pengelana yang berpakaian lusuh dan berantakan. Jika anda menebak mereka adalah peri yang menyamar, anda benar. Mereka ingin tahu bagaimana sikap Morgan saat menerima tamu yang tidak dikenalnya.
“Selamat malam tuan!” kata peri. “Kami kelelahan dan kelaparan. Bolehkah kami meminta sedikit makanan untuk mengisi kantung perbekalan kami. Dan setelah itu kami akan pergi.”
“Oh tentu! Tentu! Bagaimana kalau roti dan keju? Silahkan ambil sendiri sebanyak yang kau mau!” kata Morgan.

Sementara para pengelana itu makan dan minum dengan lahap, Morgan menghibur mereka dengan bersenandung riang hingga tamunya merasa terhibur.

Para pengelana yang adalah peri itu sangat senang dengan perlakuan Morgan terhadap mereka. Saat akan meninggalkan rumah Morgan mereka berkata: “Terima kasih. Anda baik sekali! Dan karena anda telah bersikap begitu baik, kami akan memberikan hadiah untukmu. Sebutkanlah satu keinginanmu dan kami akan memenuhinya!”
“Yah sebenarnya sih aku ingin sekali memiliki sebuah harpa. Yang seperti apapun aku memetik senarnya, dia akan menghasilkan musik yang bisa membuat orang bahagia dan menari. Meski seperti yang kau lihat, tidak ada jiwa pemusik sedikit pun di diriku. Tapi kalian kan cuma bercand….”
Wuzz!! Sebelum Morgan selesai bicara, secara ajaib muncul sebuah harpa yang indah di depannya. Dia terkejut dan kemudian menyadari bahwa tamu-tamunya telah menghilang. “Mereka pastilah peri!” pikirnya.

Morgan mengelus-elus harpanya karena takut harpa itu akan hilang dan dia hanya berhalusinasi karena mabuk kebanyakan minum air jahe. Tapi tentu saja harpa itu tetap ada di situ meski pikirannya sudah kembali sejernih air. Maka dia pun mulai mencoba memetik senarnya. Begitu jari Morgan menyentuh senarnya, mengalunlah musik yang menghentak. Kemudian tiba-tiba istri Morgan dan beberapa orang lagi menyerbu masuk dan mulai menari. Dan selama jari-jari Morgan masih menempel di harpanya, mereka terus menari seperti orang gila.

Berita mengenai Morgan yang memiliki harpa ajaib tersebar fengan cepat. Banyak orang berdatangan hanya untuk melihat dan membuktikan kebenaran berita itu. Dan Morgan akan memetik harpanya sehingga mereka yang datang tidak bisa menahan diri untuk tidak menari. Orang-orang dari tempat jauh berdatangan untuk menari. Orang tua jompo dan bahkan orang yang berkaki satu pun tiba-tiba dapat menari dengan lincah begitu mendengar musik dari harpa tersebut.

Suatu hari datanglah seseorang yang pernah menghina Morgan dan Morgan yang masih merasa sakit hati memutuskan untuk membalas dendam. Dipetiknya harpanya dan mulailah orang itu menari. Semakin lama musiknya semakin cepat dan orang tersebut menari semakin gila hingga ia merasa kelelahan dan berteriak meminta Morgan untuk berhenti. Namun alih-alih mengentikan musiknya, Morgan semakin bersemangat dan tertawa terbahak-bahak hingga berurai air mata. Barulah setelah orang itu terkapar pingsan karena kelelahan, Morgan mengentikan musiknya. Dia merasa puas dengan pembalasan dendamnya.

Namun itulah terakhir kalinya Morgan memainkan harpa ajaibnya. Karena esok harinya ketika ia bangun dari tidurnya, harpa itu telah lenyap. Rupanya para peri tidak senang dengan kelakuan buruk Morgan dan memutuskan untuk mengambil kembali hadiahnya. Itulah pelajaran bagi orang yang menyia-nyiakan hadiah atau rizki dari Tuhan. Jangan sampai Dia murka dan mengambil kembali apa yang telah diberikan Nya pada kita.

(SELESAI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hey Visitor Where Do You Come From ?


Apa Yang Ingin Anda Cari ???